Kamis, 09 Februari 2012

Sansevieria

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Liliidae
                         Ordo: Liliales
                             Famili: Agavaceae
                                 Genus: Sansevieria
                                     Spesies: Sansevieria species

Pada zaman dahulu, orang memanfatkan daun sansevieria sebagai penghasil serat, yakni untuk membuat tali anyaman, jangkar kapal dan kain. Namun sejak awal abad ke-19, sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias.

Sansevieria adalah tumbuhan yang tumbuh menahun (perennial). Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, sansevieria ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis 'ceylon bowstring hemp' (sansevieria trifasciata 'lorentii mein liebling'), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini dibudidayakan.

Saat ini sansevieria telah berkembang menjadi komoditas yanng sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanaman sansevieria sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Di sana sansevieria populer sabagai indoor plant. Sekitar 1930-an, demam sansevieria mewabah ke benua Eropa.

Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua (mother-in law tongue)" merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.

Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanaman lain. Julukan-julukan lainnya adalah "century plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil". Nama "sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies.

Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air.

Mengenal Bagian-bagian Tanamn Sansevieria
a. Akar
Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah

b. Rimpang (Rhizoma)
Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan.Rimpang menjalar di bawah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.

c. Daun
Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan. Pasalnya, proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis terdapat duri.

d. Bunga
Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari.

e. Biji
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalm kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman.

Lingkungan Tumbuh Sansevieria
a. Suhu Lingkungan
Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55ºC. Sebaliknya pada malam hari suhu turun hingga di bawah 10ºC. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29ºC pada siang hari dan 18-21ºC pada malam hari.

Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti.

b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara
Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah.

c. Cahaya
Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc.

Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalanya, Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.

d. Kondisi Tanah
Tanah gunrun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab dan beraerasi baik.

Kegunaan Sansevieria
a. Bahan Serat
Salah satu nama yang diberikan kepada sansevieria adalah "bowstringhemp" yang berarti serat yang digunakan untuk mengikat. Hal ini beralasan, karena daun tumbuhan ini dahulunya sering dijadikan sebagai pengikat. Serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastistis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-sifat serat daun sansevieria digunakan sebagai bahan baku pakaian. Beberapa negara seperti Cina, dan Selandia Baru membudidayakan sansevieria sebagai bahan baku serat pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk keperluan ini di antaranya Sansevieria cylindrica 'aethiopica', Sansevieria kirkii 'perinii', Sansevieria trifasciata 'lorentii mein liebling', dan Sansevieria zeylanica.

b. Obat Tradisional
Di daerah Afrika, sansevieria telah lama digunakan oleh penduduk lokal sebagai penghalau racun akibat gigitan ular dan serangga. Di beberapa daerah Asia, getah tumbuhan ini digunakan sebagai cairan antiseptik dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan P3K.

Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bisa menjadi obat alternatif. Jenis yang digunakan adalah Sansevieria trifasciata 'lorenttii'. Cara penggunaaanya, beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus dengan tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Sisa air ini kemudian diminum kepada penderita. Dengan cara yang sama, ramuan ini juga sering digunakan oleh penderita ambeien.

c. Anti polusi
Di dalam tiap helai daun sansevieria terdapat senyawa aktif pregnane glykoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Beberapa senyawa beracun yang bisa diuraikan oleh tanaman ini diantaranya kloroform, benzen, xilen, formaldehid, dan triklorotilen. Kloroform adalah senyawa beracun yang menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal, melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah.

Kemampuan sansevieria untuk meymenyerap racun membuatnya akrab dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman ini dimanfaatkan untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu sebagai tanaman hias indoor, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaaanAC dalam ruangan. Satu tanaman sansevieria trifasciata 'lorentii' dewasa berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20m².

Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat dari tanaman sansevieria. Peletakan sansevieria di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.

Segudang Manfaat Dari Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)

Sansevieria atau yang lebih dikenal dengan Lidah Mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Sansevieria punya banyak kelebihan, seperti mampu bertahan hidup pada rentang waktu suhu dan cahaya yang sangat luas, sangat resisten terhadap polutan, dan mampu menyerap 107 jenis polutan di daerah padat lalu lintas dan ruangan yang penuh asap rokok dan dapat menyerap radiasi barang elektronik. Beberapa polutan yang di serap oleh Sanseviera.
Keistimewaan :
  • Sansevieria merupakan jenis tanaman dengan tingkat penyerapan paling tinggi.
  • Perawatan tanaman yang murah
  • Selalu mengeluarkan zat O2 tanpa menghasilkan zat CO2 sehingga cocok di taruh didalam ruangan.
Manfaat :
  • Biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah
  • Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyaman
  • Tanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga. Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju
  • Bisa dijadikan bahan obat diantaranya;
a. Getah: Dapat digunakan sebagai obat antiseptik
b. Akar : Dapat dimanfaatkan sebagai penyegar rambut/tonik dan obat wasir
c. Daun : Bila dibakar dapat menyembuhkan sakit kepala,
Bila di rebus sebagai obat diabetes
  • Bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi maka, baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.
  • Satu helai daun Sansivera mampu menyerap formaldehid sebanyak, 0,938 Mg per jam, bahkan hasil penelitian Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan, Sansivera mampu menyerap 107 jenis unsur
PerawatanTanaman :
  1. Tanaman ini bisa hidup dengan paparan sinar matahari maupun di dalam ruangan. Tapi bilaingin di simpan dalam ruangan, jangan lupa dijemur seminggu sekali agar tanaman tetap segar.
  2. Penyiraman hanya perlu dilakukan 1-2 kali seminggu. Terlalu sering menyiram justru akan membuat tanaman ini di hinggapi bakteri. Ketika menanam juga pilih media tanam (tanah, sekam bakar, pasir malang dan pakis)
  3. Pemupukan lidah mertua biasanya menggunakan pupuk yang tingkat penguraiannya lambat seperti (osmocote, dekastar dan megamp)
Ternyata tumbuhan Sansevieria ini yang perawatannya super mudah memiliki manfaat yang segudang. Ayo, tanam “Lidah Mertua.

Sansiviera, Tanaman Hias Penyerap Ratusan Jenis Racun

Sebuah fakta menarik, bahwa Lembaga Penerbangan Antariksa AS (NASA) menanam ribuan sansevieria di dekat instalasi nuklirnya. Lokasi penanaman ini hanya berjarak sekitar 10-25 meter dari instalasi nuklir tersebut. Apabila suatu saat terjadi kebocoran, maka ribuan sansevieria tersebut akan meredamnya.
Ya, ternyata tanaman hias Sansevieria atau dikenal juga dengan sebutan Lidah Mertua adalah tanaman antipolutan dan juga penangkal radiasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Sanseveira mampu menyerap 107 jenis racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir. Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100 m3 cukup ditempatkan Sansevieria Lorentii dewasa berdaun 5 helai agar ruangan itu bebas polutan.
Ciri spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerapnya sehingga didaerah berlalulintas padat dan didalam ruangan yang penuh dengan asap nikotin dimanfaatkan sebagai antipolutan (air freshener). Sementara di Afrika getah Sansevieria dimanfaatkan sebagai antiracun ular dan serangga.
Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat dan tidak membutuhkan banyak lahan. Sansiveria (lidah mertua) memang sering kita temui di pekarangan rumah di kampung-kampung, baik itu ditanam di di sekitar pagar maupun di dalam pot, tetapi mungkin kita belum banyak mengetahui akan salah satu fungsinya yang anti polutan dan radiasi, jadi bagi yang belum buruan kita tanam di rumah kita.

Berikut tanaman lain yang antipolutan:
- Paku Boston Nephrolepis exaltata Bostoniensis Penyerap paling ampuh
- Palem Chyrsalidocarpus lutescens Penyerap banyak polutan
- Palem bambu Chemaedorea seifrizii Formaldehid, benzena, Trichloroethylene, dan Penguapan tinggi
- Karet hias Ficus robusta Formaldehid
- Dracaena Draceana deremensis Formaldehid
- Ivy Hedera helix Formaldehid
- Palem phoenix Phoenix roebelenii Xylene
- Lili air Spathiphyllum sp Alkohol, aseton, Formaldehid, Benzene, Trichloroethylene
- Dracaena Dracaena fragans massangeana Formaldehid
- Sirih Belanda Epipremnum aureum Formaldehid
- Paku Neprolepis obliterata Formaldehid, alkohol
- Krisan Chrysanthemum morifolium Formaldehid, benzene, Ammonia.
- Gerbera Gerbera jamesonii Transpirasi tinggi
- Dracaena Dracaena deremensis warneckei Benzene
- Dracaena Dracaena marginata Xylene dan Trichloroethylene
- Schefflera Brassaia actinophylla Formaldehid.

Di kalangan pencinta tanaman, nama Liliek Suharni (55) tentu tak lagi terdengar asing di telinga. Perempuan kelahiran Malang, 1 Mei 1955 itu, hingga kini gencar memasyarakatkan tanaman sansevieria atau dikenal juga dengan lidah mertua.

"Di mana-mana tanaman ini bisa ditemukan, tapi jarang ada orang yang mengerti mengenai khasiat tanaman sansevieria, mulai dari tanaman penyerap racun, pengurang radiasi komputer, televisi, dan telefon seluler, hingga bisa dibuat menjadi kerajinan tangan seperti tas," kata Liliek, ketika ditemui di Kantor Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kab. Bandung, beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, musim hujan disertai banjir di kawasan Baleendah beberapa waktu lalu membuat Liliek harus melakukan penataan ulang terhadap greenhouse sansevieria miliknya. "Untungnya kebun saya tidak kebanjiran. Tetapi karena banjir itu, seluruh pegawai saya yang biasanya mengurus kebun jadi tidak masuk selama satu minggu penuh karena rumah mereka kebanjiran. Makanya tidak ada lagi yang merawat kebun," ucapnya.

Liliek sendiri tidak mengeluh terhadap keadaan itu. "Itu musibah, tetapi yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana caranya mengelola kebun lagi karena budi daya sansevieria harus terus dilakukan mengingat manfaat yang bisa dihasilkan," kata perempuan lulusan S-2 Ekonomi Manajemen Universitas Padjadjaran itu.

Leopard Gecko


Saya menulis tentang leopard gecko (LG) karena saya salah satu pecinta LG di makassar. tulisan di bawah ini saya culik dari beberapa sumber..

Leopard gecko (Eublepharis macularius) adalah reptil unik yang tinggal di tanah dan aktif pada malam hari, yang aslinya berasal dari Pakistan, India dan Iran, yang menjadi hewan peliharaan populer karena relatif mudah dipelihara. Disebut dengan istilah leopard karena motif di tubuh reptile ini berupa tutul seperti singa leopard.

Leopard gecko adalah pemakan serangga. Merekla adalah hewan malam, jadi masukkan makanan mereka ke dalam kandang setelah gelap. Aturan dasarnya, jangan berikan makan yang melebihi panjang gecko dan besarnya lebih dari setengah lebar kepala gecko. Untuk bayi gecko & gecko muda beri makan 4 hingga 8 serangga per hari. Untuk dewasa berikan 10 serangga untuk 2 atau 3 hari sekali. Sebelumnya serangga bisa ditaburi kalsium untuk pertumbuhan tulang & ingat untuk selalu menyediakan air bersih.

Pakan utama leopard gecko adalah serangga. Ada beberapa macan serangga yang bisa diberikan. Ulat sutra memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin tapi tidak selalu mudah didapatkan. Ulat bambu sangat berlemak, jadi berikan sekali sekali saja. Belalang dan jangkrik juga pilihan yang bagus, buang kaki belakangnya terlebih dahulu supaya lebih mudah ditangkap oleh gecko.  Serangga yang paling umum tersedia adalah jangkrik, ulat hongkong, ulat jerman, cacing lilin dan cacing sutera.

Leopard gecko biasanya sangat kuat dan bisa bertahan hidup hingga 20 tahun, jadi masalah kesehatan yang parah jarang terjadi. Tapi untuk mencegah penyebaran penyakit & parasit, karantina reptil yang baru dibeli selama beberapa bulan sebelum menempatkannya dalam kandang. Suhu dibawah 22 derajat celcius atau terlalu lembap bisa menyebabkan infeksi pernapasan karena sistem kekebalan tubuh tertekan. Gejalanya bisa jadi sulit untuk diidentifikasi tapi mulut yang sedikit terbuka & napas yang terengah engah bisa jadi tanda. Gelembung lendir pada lubang hidung dan napas yang berat adalah ciri ciri yang lain. Jaga suhu siang hari pada 32 derajat celcius dan jangan kurang dari 26 °C pada malam hari.

Jika merasa terancam beberapa gecko memutuskan ekornya. Ini bisa terjadi jika gecko yang lain menggigit ekornya. Pisahkan gecko yang terluka, beri makan, minum & suhu yang hangat. Jika ekornya tumbuh lagi, ekornya akan lebih pendek dan lebih gemuk dari ekor yang sebelumnya.

Jika gecko tidak mendapatkan cukup kalsium, penyakit metabolik tulang atau hipokalsemia bisa menyerangnya. Ini terjadi saat tubuh benar2 membutuhkan kalsium tapi tidak mendapatkan pasokan yang cukup dari makanan hingga tubuhnya akan menyedot kalsium dari tulangnya. Gecko akan menjadi lesu, dengan sendi sendi yang membengkak, kaki yang tertekuk, rahang melunak dan terlihat sangat lemah. Karena bubuk kalsium amat mudah didapatkan, masalah seperti ini bisa dicegah dari awal. Infeksi mulut bisa terjadi jika gecko berkelahi dengan gecko lain, kandang yang kotor atau karena luka. Akan terlihat bengkak di sekitar mulut leopard gecko. Perawatannya akan meliputi pembersihan kandang secara rutin dan pemberian oral antibiotik.


Bersihkan kandang secara teratur. Membersihkan kandang leopard gecko cukup cepat dan mudah. Kotoran mereka kering dan solid. Gecko adalah makhluk yang biasa buang air di tempat yang sama. Gunakan jaring ikan atau sendok untuk membersihkan kotoran sekali atau dua kali seminggu.

Masalah kesehatan dan penyakit pada leopard gecko biasanya adalah infeksi mulut.
Hal ini dapat disebabkan oleh pertempuran, kandang yang kotor atau cedera disengaja. Sebuah tanda infeksi pembengkakan di sekitar mulut leopard gecko. Perawatan melibatkan pembersihan daerah kandang gecko dan mungkin menggunakan antibiotik oral.

Selain itu, leopard gecko juga bisa terserang infeksi pernapasan yaitu infeksi saluran pernapasan yang dapat terjadi jika habitat leopard gecko terlalu dingin dalam waktu yang lama. Gelembung lendir pada lubang hidung dan sesak napas adalah tanda infeksi. Peningkatan suhu kandang biasanya akan memperbaiki masalah kesehatan.

Hindari untuk memelihara gecko secara bersama-sama dalam satu kandang, karena gecko bisa berkelahi dan dapat mengakibatkan cedera. Pastikan ada cukup banyak tempat-tempat persembunyian untuk masing-masing gecko.